Dika
adalah seorang anak SMA terfavorit di kotanya. Ia dapat masuk ke SMA itu berkat
kebijakan pendidikan bagi rakyat miskin oleh pemerintah daerah. Ia adalah
seorang yatim. Rumahnya di margersaren di Mangkunegaran. Sehari-hari sepulang sekolah ia selalu membantu ibunya berjualan
sate kere di Prangwedanan. Prangwedanan adalah tempat sanggar tari jawa di Solo. Setiap membantu ibunya berjualan ia selalu melihat orang yang latian tari jawa. Karena keseharianya di situ, dan ia terbiasa dengan melihat itu, maka
dia lama kelamaan menyukai tari jawa. Dari balik pagar ia sering menirukan
gerakan gerakan tari yang dilakukan oleh penari-penari yang berlatih di sana.
Ibunya merasa heran terhadap Dika, karena Dika tidak memiliki keturunan darah seni.
Flash Vortex
Selasa, 14 Agustus 2012
Duta Indonesia
Saat
ini sudah pukul 19.00, hari ini hari sabtu. Ya, saat ini adalah malam minggu,
waktu di mana remaja-remaja berkencan dengan pacarnya. Pergi ke Mall, ke rumah
pacarnya, ke rumah makan, tempat-tempat menarik semacam Ngarsopuro, dan ada
juga yang memilih untuk pergi ke warung di trotoar jalan, hemat beibz. Bagi
remaja yang tidak punya pacar seperti saya, kebanyakan memilih tinggal di rumah
dan melihat acara TV yang itu-itu saja. Tapi ada juga yang memilih untuk pergi
ke Mall untuk lirik-lirik pacar orang lain. Tapi sabtu malam ini aku akan
menyaksikan sebuah pagelaran seni yang menampilkan kesenian-kesenian luar negeri.
Langganan:
Postingan (Atom)