Flash Vortex

Selasa, 14 Agustus 2012

Sate Korea


     Dika adalah seorang anak SMA terfavorit di kotanya. Ia dapat masuk ke SMA itu berkat kebijakan pendidikan bagi rakyat miskin oleh pemerintah daerah. Ia adalah seorang yatim. Rumahnya di margersaren di Mangkunegaran. Sehari-hari sepulang sekolah ia selalu membantu ibunya berjualan sate kere di Prangwedanan. Prangwedanan adalah tempat sanggar tari jawa di Solo. Setiap membantu ibunya berjualan ia selalu melihat orang yang latian tari jawa. Karena keseharianya di situ, dan ia terbiasa dengan melihat itu, maka dia lama kelamaan menyukai tari jawa. Dari balik pagar ia sering menirukan gerakan gerakan tari yang dilakukan oleh penari-penari yang berlatih di sana. Ibunya merasa heran terhadap Dika, karena Dika tidak memiliki keturunan darah seni.

Duta Indonesia


Saat ini sudah pukul 19.00, hari ini hari sabtu. Ya, saat ini adalah malam minggu, waktu di mana remaja-remaja berkencan dengan pacarnya. Pergi ke Mall, ke rumah pacarnya, ke rumah makan, tempat-tempat menarik semacam Ngarsopuro, dan ada juga yang memilih untuk pergi ke warung di trotoar jalan, hemat beibz. Bagi remaja yang tidak punya pacar seperti saya, kebanyakan memilih tinggal di rumah dan melihat acara TV yang itu-itu saja. Tapi ada juga yang memilih untuk pergi ke Mall untuk lirik-lirik pacar orang lain. Tapi sabtu malam ini aku akan menyaksikan sebuah pagelaran seni yang menampilkan kesenian-kesenian luar negeri.

Minggu, 26 Februari 2012

Joko Seger dan Roro Anteng



Terdapat seseorang raja Majapahit yang meninggalkan negerinya bersama permaisurinya dan beberapa pengikutnya karena kalah melawan putranya sendiri. Mereka pergi ke lereng Gunung Bromo dan membangun sebuah rumah sederhana sebagai tempat tinggal mereka.Pada suatu hari,permaisuri melahirkan anak keduanya. Mantan Raja Majapahit yang gelisah menunggu istrinya melahirkan anaknya di luar rumah.Pada tengah malam,akhirnya anaknya berhasil dilahirkan. Anak yang dilahirkan itu perempuan.Sang Raja lalu melihat anaknya “Dinda,anak kita perempuan”. Tetapi,terdapat keanehan pada bayi itu karena bayi itu tidak menangis seperti bayi pada umumnya “Benarkah Adinda melahirkan, mengapa tidak ada suara tangisan bayi?”pikir sang permaisuri.

Danau Toba



Pada zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.

Buaya Ajaib (Irian Jaya)



Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di tepian sungai Tami daerah Irian Jaya. Lelaki itu sedang gundah, oleh karena isterinya yang hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu kelahiran anaknya itu, ia membutuhkan operasi yang menggunakan batu tajam dari sungai Tami.

Keong Mas (Jawa Tengah)



Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.

Dongeng Legenda Batu Menangis (Kalimantan)




Darmi memandangi wajahnya lewat cermin yang tergantung di dinding kamarnya. “Ah aku memang jelita,” katanya. “Lebih pantas bagiku untuk tinggal di istana raja daripada di gubuk reot seperti ini.”
Matanya memandang ke sekeliling ruangan. Hanya selembar kasur yang tidak empuk tempat dia tidur yang mengisi ruangan itu. Tidak ada meja hias yang sangat dia dambakan. Bahkan lemari untuk pakaian pun hanya sebuah peti bekas. Darmi mengeluh dalam hati.